MATERI INI SEBAGAI KILAS SEJARAH KEMERDEKAAN INDONESIA
SEBAGAI TANDA MEMPERINGATI HARI KEMERDEKAAN KE-76
Sebelum memulai membaca teks bacaan di bawah ini, silahkan catat pertanyaan di bawah ini dan jawablah dengan cara mencarinya di dalam teks bacaan di bawah ini!
- Pada jam dan tanggal berapakah teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan?
- Teks Proklamasi disusun oleh tiga orang yaitu ...
- Perumusan dan penulisan teks proklamasi dilakukan oleh tiga tokoh tersebut di ruang .... rumah Laksamana Tadashi Maeda.
- Siapakah yang menyusun dan mendekte isi kata-kata Teks Proklamasi?
- Siapakah yang berperan menulis dengan tulisan tangan Teks Proklamasi ?
- Siapakah yang mengetik di mesin ketik Teks Proklamasi hasil tulisan tangan ?
- Siapakah tokoh muda yang mengusulkan agar Ir. Soekarno dan Moh.Hatta yang menandatangani teks proklamasi?
- Arti tahun "05" pada teks proklamasi adalah mengikuti tahun yang digunakan .......
- Nama kalender yang digunakan untuk penanggalan dan tahun dalam teks proklamasi adalah kalender .....
- Penanggalan pada teks proklamasi awal atau sebelum dirubah menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05" adalah .....
Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hari bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia. Tanggal tersebut merupakan tanggal lahirnya bangsa Indonesia atau tanda kemerdekaan bangsa Indonesia. Tanggal tersebut juga sebagai hari digaungkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Pembacaan teks proklamasi dibacakan oleh presiden RI pertama yaitu Ir.Soekarno. Kemerdekaan bagi seseorang adalah hak untuk mengendalikan diri sendiri tanpa adanya campur tangan orang lain. Namun, dalam kemerdekaan Negara Indonesia hal ini berarti hak kendali penuh terhadap negara sendiri dan tidak diatur oleh negara lain.
|
Kediaman Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Meiji Dori (sekarang Jalan Imam Bonjol No.1)
|
Setelah
mengantar pulang Nyonya Fatmawati Soekarno dan Guntur, Soekarno ikut kembali dengan rombongan dan mengantar Moh. Hatta
kembali kerumahnya sebentar di Orange Boulevard
atau Jalan Diponegoro 56, Jakarta. Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan ke rumah Laksamana Muda Maeda. Setelah sampai
di rumah Maeda, Bung Karno, Bung Hatta, Ahmad
Soebardjo, dan Maeda membicarakan tentang penyerahan tanpa syarat pemerintah Jepang kepada Sekutu serta tindakan yang harus dilakukan berkaitan dengan tuntutan pemuda tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sementara itu, Ahmad Soebardjo keluar
karena mempunyai kewajiban untuk mengumpulkan anggota PPKI. Tidak lama
kemudian Soekarno dan Moh. Hatta menerima panggilan Mayor Jenderal Nishimura, Direktur Departement Umum Pemerintah Militer Jepang. Ketika bertemu, Nishimura menegaskan Bahwa Indonesia dalam status quo sehingga rapat PPKI tidak boleh diselenggara kan. Soekarno dan Moh. Hatta sampai
pada kesimpulan seperti yang diharapkan golongan muda
yaitu Indonesia harus merdeka tanpa Jepang. Akhirnya mereka memutuskan
meninggalkan rumah Mayor Jenderal Nishimura dan menuju rumah Maeda.
Malam itu, peristiwa bersejarah, yaitu
perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung tanpa disaksikan
Maeda sebagai tuan rumah yang mengundurkan diri dan tidur dilantai dua
rumahnya. Ir.Soekarno, Moh.Hatta, dan Ahmad Soebardjo, merumuskan proklamasi di
ruang makan rumah Maeda. Berperan sebagai penulis konsep Proklamasi adalah Ir. Soekarno,
sedangkan Moh.Hatta dan Ahmad Soebarrdjo berperan dalam menyumbangkan pikiran
secara lisan.
Ir.Soekarno
mengusulkan agar semua yang hadir menandatangani naskah proklamasi. Akan tetapi, usulan itu ditolak oleh tokoh golongan muda. Soekarni kemudian mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi cukup
Soekarno dan Moh.Hatta saja atas nama Bangsa Indonesia. Usulan
soekarni ini disetujui oleh seluruh yang hadir.
Selanjutnya,
konsep teks Proklamasi diketik oleh Sajoeti Melik. Dalam pengetikan terdapat beberapa
perubahan redaksional atas persetujuan yang hadir. Adapun perubahan yang
dimaksud adalah kata ‘’tempoh’’ diganti menjadi “tempo”, kata “Djakarta 17-8-‘05” diganti menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun’05”, dan kata “ Wakil–wakil bangsa Indonesia diganti menjadi
“atas nama bangsa Indonesia”. Makna angka tahun '05 pada
teks proklamasi memiliki
makna kependekan dari angka tahun 2605. Karena pada saat itu Indonesia masih di bawah kendali Jepang
sehingga masih menggunakan kalender Jimmu atau kalender tahun penanggalan yang digunakan pemerintah
militer Jepang.
Pengetikan
naskah menggunakan mesin ketik yang diambil dari Kantor Perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Herman Kandeler. Teks inilah yang kemudian dikenal sebagai teks proklamasi yang otentik. Musyawarah perumusan teks Proklamasi sampai penandatanganannya baru selesai pada pukul 04.00 WIB pagi, 17 Agustus 1945.
|
Teks Proklamasi Ketikan Sayuti Melik
|
Pembacaan teks proklamasi dilaksanakan di kediaman Ir. Soekarno. persiapan
di kediaman Ir. Soekarno sendiri cukup sibuk. Wakil Walikota Jakarta, Soewirjo meminta Mr. Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan, yaitu mikrofon dan beberapa pengeras suara. Mr. Wilopo dan Nyonoprawoto pergi ke rumah Gunawan pemilik toko “Radio Satrija” di Salemba Tengah 24 untuk meminjam mik rofon dan pengeras suara. Gunawan mengizinkan dan mengirimkan seorang pemuda kepercayaannya untuk melayani penggunaannya. Adapun S.Soehoed anggota Barisan Pelopor Istimewa (Barisan Kediaman Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta) menyiapkan satu tiang bendera
dari bambu untuk pengibaran Sang Merah Putih. Bendera yang
akan dikibarkan telah disiapkan oleh Nyonya Fatmawati Soekarno dan dijahit tangan sendiri oleh beliau. Kemudian tepat pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Moh.
Hatta memproklamasi kan kemerdekaan Indonesia. Pidato proklamasi
digaungkan oleh Soekarno pada hari Jum’at Legi pukul 10 pagi di halaman rumah Soekarno,
Jalan Pegangsaan No. 56, Jakarta.
Setelah
berakhirnya pembacaan teks Proklamasi, acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera
Merah Putih. S. Soehoed mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan mengikatkannya pada tali dengan bantuan Shodanco Latief Hendraningrat. Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa dikomando para hadirin spontan menyanyikan Indonesia Raya.
Acara selanjutnya adalah sambutan dari wakil walikota Soewirjo dan Dr.
Moewardi. Dengan selesainya pembacaan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia, lahirlah
negara baru, Indonesia. Bangsa Indonesia sekarang duduk sama rendah dan berdiri
sama tinggi dengan bangsa-bangsa merdeka lain di dunia.
(Sumber: Sulaiman Hasan-Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018 )