SIKAP TELADAN PARA TOKOH DAN PAHLAWAN PERUMUS DASAR NEGARA INDONESIA
Halo anak-anak hebat! Hari ini kita akan belajar tentang para pahlawan hebat yang merumuskan dasar negara kita, Pancasila. Mereka bukan hanya pandai berpidato, tetapi juga memiliki sikap yang patut kita contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Siapa saja mereka? Mari kita kenal lebih dekat!
1. Tokoh-tokoh Perumus Pancasila
Ada banyak tokoh hebat yang terlibat dalam perumusan Pancasila. Tiga di antaranya yang paling sering kita dengar adalah:
Ir. Soekarno: Presiden pertama kita.
Mohammad Yamin: Seorang ahli hukum dan sastrawan.
Mr. Soepomo: Seorang ahli hukum yang cerdas.
Mereka bertiga menyampaikan usulan tentang dasar negara dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
2. Sikap yang Bisa Kita Contoh dari Tokoh Sejarah BPUPKI dan PPKI
Para tokoh perumus Pancasila, BPUPKI, dan PPKI memiliki sikap yang luar biasa. Sikap-sikap ini sangat penting untuk menciptakan persatuan dan kemajuan bangsa.
Berikut adalah sikap-sikap teladan yang bisa kita tiru:
Sikap Mengutamakan Musyawarah dan Mufakat
Apa itu? Musyawarah adalah berdiskusi bersama untuk mencapai keputusan terbaik. Mufakat adalah kesepakatan yang dicapai dari musyawarah.
Contoh dari Tokoh: Para tokoh BPUPKI dan PPKI, seperti Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta, seringkali berdiskusi dengan tenang dan saling mendengarkan usulan. Mereka rela mengubah ide awal mereka demi mencapai kesepakatan bersama yang terbaik untuk seluruh bangsa Indonesia.
Penerapan di Sekolah: Saat ingin menentukan ketua kelas atau jadwal piket, kita harus bermusyawarah dan menerima hasil mufakat, meskipun usulan kita tidak terpilih.
Sikap Menghargai Perbedaan Pendapat
Apa itu? Menghargai perbedaan pendapat artinya kita tidak memaksakan kehendak kita sendiri kepada orang lain.
Contoh dari Tokoh: Dalam sidang-sidang BPUPKI, ada banyak perbedaan pendapat tentang dasar negara. Namun, para tokoh tidak marah atau bertengkar. Mereka mendengarkan dengan sabar dan mencari jalan tengah terbaik.
Penerapan di Sekolah: Saat berdiskusi kelompok, temanmu mungkin memiliki ide yang berbeda. Kita harus mendengarkan dan menghargainya, bukan langsung menyanggah dengan keras.
Sikap Rela Berkorban untuk Kepentingan Bangsa
Apa itu? Rela berkorban artinya mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar.
Contoh dari Tokoh: Para tokoh Islam yang awalnya mengusulkan 'Syariat Islam' dalam Piagam Jakarta, akhirnya rela berkorban dan menghapusnya demi persatuan bangsa. Mereka sadar, tanpa kesepakatan itu, Indonesia akan terpecah.
Penerapan di Sekolah: Kamu mungkin ingin bermain, tetapi harus mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temanmu. Kamu harus rela mengorbankan waktu bermainmu demi tugas kelompok.
Sikap Semangat Persatuan dan Kesatuan
Apa itu? Sikap yang selalu ingin menjaga agar bangsa kita tetap bersatu.
Contoh dari Tokoh: Setelah Indonesia merdeka, Mr. Soepomo dan tokoh lain dari PPKI bekerja keras untuk menyusun undang-undang dasar. Mereka bekerja sama dengan satu tujuan: menjadikan Indonesia negara yang kuat dan bersatu.
Penerapan di Sekolah: Bermain bersama tanpa membeda-bedakan teman berdasarkan suku, agama, atau warna kulit.
PENJABARAN CONTOH-CONTOH SIKAP TELADAN TOKOH PEJUANG
Halo, teman-teman! Kalian pasti tahu kalau bangsa Indonesia punya beragam suku, bahasa, dan agama. Agar kita bisa hidup rukun, kita harus punya sikap-sikap yang baik. Sikap-sikap ini juga dicontohkan oleh para pahlawan kita saat merumuskan Pancasila.
Mari kita pelajari contohnya, yuk!
1. Menghormati Pendapat Orang Lain
Apa itu menghormati pendapat? Artinya, kita mau mendengarkan dan menghargai apa yang orang lain katakan, meskipun pendapat itu berbeda dengan kita. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita sendiri.
Contohnya:
Saat di sekolah: Waktu temanmu di kelompok punya ide yang berbeda untuk membuat mading, kamu tidak langsung bilang "idemu jelek!". Kamu mendengarkan dulu alasannya, lalu barulah kalian berdiskusi untuk mencari ide yang paling bagus.
Saat di rumah: Ketika ayah dan ibu berdiskusi untuk memilih tempat liburan, kamu mendengarkan alasan mereka dengan sabar. Kamu boleh memberikan pendapat, tapi tidak boleh marah kalau pilihanmu tidak terpilih.
2. Rela Berkorban
Apa itu rela berkorban? Artinya, kita ikhlas mengorbankan waktu, tenaga, atau kepentingan kita sendiri demi kepentingan yang lebih besar.
Contohnya:
Saat di sekolah: Kamu rela mengorbankan waktu bermainmu di jam istirahat untuk membantu temanmu yang kesulitan mengerjakan tugas.
Saat di rumah: Kamu rela membantu ibu membersihkan rumah di hari libur, meskipun kamu sebenarnya ingin menonton film kartun. Kamu tahu, kebahagiaan keluarga lebih penting.
3. Menjaga Persatuan dan Kesatuan
Apa itu menjaga persatuan? Artinya, kita selalu berusaha agar tidak ada perpecahan atau pertengkaran. Kita harus hidup rukun dengan semua orang, tanpa memandang perbedaan.
Contohnya:
Saat di sekolah: Bermain bersama dengan semua teman di kelas, tidak membeda-bedakan teman yang berbeda suku, agama, atau warna kulit.
Saat di lingkungan rumah: Kamu ikut kerja bakti membersihkan selokan bersama tetangga, meskipun kamu baru kenal dengan mereka.
4. Musyawarah
Apa itu musyawarah? Artinya, kita berkumpul bersama untuk berdiskusi, bertukar pendapat, dan mencari kata mufakat (kesepakatan) untuk menyelesaikan suatu masalah.
Contohnya:
Saat di sekolah: Ketika memilih ketua kelas, semua murid memberikan usulannya masing-masing. Setelah semua didengarkan, kalian berdiskusi untuk memilih yang terbaik. Semua anggota kelas menerima hasil keputusan dengan lapang dada.
Saat di rumah: Saat keluarga ingin membeli sepeda baru, ayah, ibu, dan kamu duduk bersama untuk membicarakan merek dan warna yang paling cocok.
Kesimpulan
Para pahlawan kita tidak hanya mewariskan Pancasila sebagai dasar negara, tetapi juga mewariskan sikap-sikap luhur yang bisa kita tiru. Dengan menerapkan sikap musyawarah, menghargai perbedaan, rela berkorban, dan menjaga persatuan, kita juga ikut menjaga Pancasila dan meneruskan cita-cita mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar