KONSEP DASAR PANCASILA
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebelum
merdeka tokoh perjuangan Indonesia telah membentuk suatu badan yaitu Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI
melaksanakan dua kali sidang musyawarah. Sidang Pertama, dilaksanakan
pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 dengan tujuan membahasa dasar negara.
Kemudian pada Sidang Kedua, dilaksanakan pada tanggal 10 - 17
Juli 1945 membahas rancangan Undang-Undang Dasar 1945.
berikut dokumen foto kegiatan BPUPKI saat merumuskan dasar negara Indonesia:
Foto: Dok. Wikipedia Commons |
Pancasila Ditetapkan Sebagai Dasar Negara
Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada 18 Agustus
1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada sidang pengesahan
UUD 1945. Pada sidang ini, PPKI mengesahkan UUD 1945 di mana terdapat rumusan
Pancasila sebagai dasar negara pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
Itu dia sejarah rumusan Pancasila sebagai dasar negara.
Berikut bunyi Pancasila sebagaimana disahkan dalam
konstitusi:
- Ketuhanan yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
SEJARAH SINGKAT LAMBANG NEGARA INDONESIA
Pada rapat Panitia (BPUPKI) saat membahas Perancangan
Undang-Undang Dasar 1945 yang dilaksanakan sebelum kemerdekaan, 13 Juli 1945,
terdapat seorang bernama Parada Harahap yang menyuarakan
dibuatnya lambang negara untuk Indonesia. Melanjutkan proses usulan tersebut
maka pada 16 November 1945, dibentuklah Panitia Indonesia Raya untuk
mencari arti lambang-lambang selama peradaban Indonesia ada. Namun karena masih
terjadi kendala dilanjutkan pada tahun 1947.
Sayembara
Lambang Negara kedua pun dilakukan pada 1950, setelah terbentuknya Panitia
Lencana Negara tanggal 10 Januari 1950 yang diatur langsung oleh Koordinator
Menteri Sultan Hamid. Terdapat dua buah macam desain yang dipilih oleh
pemerintah saat itu. Lukisan tersebut milik Muhammad Yamin dan Sultan Hamid II.
Namun, lambang negara tidak diperoleh secepat itu. Simbol negara memerlukan
pendapat-pendapat dari petinggi lain untuk mencapai kesempurnaannya.
Perbincangan
ini melibatkan Sultan Hamid II, Muhammad Yamin, dan Soekarno. Sebenarnya, karya
Sultan Hamid II yang dipilih oleh Soekarno dan para anggota DPR. Akan tetapi,
Muhammad Yamin yang tidak terpilih, ikut serta memberikan masukkan pada lukisan
Sultan Hamid II. Lalu, Soekarno memberikan usul pencantuman semboyan “Bhineka
Tunggal Ika” pada pita di kaki burung.
Arti
Lambang Garuda Pancasila
Lambang
Garuda Pancasila merupakan lambang negara yang terdiri atas kumpulan
lambang-lambang yang memiliki arti dan makna tersurat maupun tersirat. Berikut
ulasannya:
1.
Burung Garuda
Lambang
Pancasila adalah Garuda Pancasila yang berwujud Burung Garuda. Burung Garuda
merupakan raja dari segala burung yang juga dikenal sebagai Burung Sakti Elang
Rajawali.
Burung
Garuda melambang kekuatan dan gerak yang dinamis yang terlihat dari sayapnya
yang mengembang, siap terbang ke angkasa.
Dengan
sayapnya yang mengembang siap terbang ke angkasa, melambangkan dinamika dan
semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara Indonesia.
2.
Cengkraman Kaki Burung Garuda
Kedua
kaki Burung Garuda yang kokoh mencengkeram pita putih yang bertuliskan seloka
yang berbunyi: Bhinneka Tunggal Ika. Seloka ini diambil dari buku buku
Sutasoma, karangan Empu Tantular.
Bhinneka
Tunggal Ika, berarti "berbeda-beda tetapi satu jua". Slogan ini
menjadi kekuatan bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan suku, agama, budaya,
dan sebagainya.
3.
Warna Emas
Warna
pokok dari Burung Garuda, adalah kuning emas. Warna kuning emas melambangkan
keagungan. Bangsa Indonesia senantiasa menjunjung tinggi martabat bangsa yang
bersifat agung dan luhur.
4.
Jumlah Bulu
Jumlah
bulu yang berada pada Garuda Pancasila terkait dengan kelahiran Negara Kesatuan
Republik Indonesia, di antaranya:
-
Bulu pada sayap kanan dan kiri, masing-masing berjumlah 17 helai (menunjukkan
tanggal 17)
-
Bulu ekor berjumlah delapan helai (menunjukkan bulan 8 atau Agustus).
-
Di bawah kalung perisai yang menghubungkan dengan ekor terdapat bulu berjumlah
19 dan bulu pada leher berjumlah 45 (menunjukkan angka tahun 1945)
Angka-angka
yang menunjuk tanggal 17 Agustus 1945 ini bermakna historis untuk membangun
proses penyadaran bagi setiap warga negara Indonesia agar menghargai waktu dan
selalu mengingat sejarahnya.
5.
Perisai
Perisai
merupakan lambang perjuangan dan perlindungan, karena perisai sering dibawa ke
medan perang oleh para prajurit untuk melindungi diri dari serangan musuh.
Garis
melintang yang membagi perisai menjadi ruang atas dan bawah melambangkan garis
Khatulistiwa yang memang membelah Kepulauan Indonesia.
Perisai
yang merupakan lambang perjuangan dan perlindungan ini terbagi atas lima
bagian, yang masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila.
Arti
Lambang Sila Ke-1
Bunyi sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa.
Bintang
menjadi simbol sila pertama yang menggambarkan sebuah cahaya, seperti cahaya
kerohanian yang berasal dari Tuhan kepada setiap manusia.
Di
bagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan
warna alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekadar rekaan manusia,
tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini
ada.
Arti
Lambang Sila Ke-2
Bunyi
sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Rantai
pada simbol sila kedua terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan
lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran.
Keterkaitan
itu memiliki makna bahwa bangsa Indonesia saling terkait erat, saling
bahu-membahu, dan saling membutuhkan.
Arti
Lambang Sila Ke-3
Bunyi
sila ketiga: Persatuan Indonesia.
Pohon
Beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai
tempat berteduh di bawahnya.
Hal
tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, di mana semua rakyat Indonesia
dapat 'berteduh' di bawah naungan Negara Indonesia.
Tak
hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala
arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah
nama Indonesia.
Arti
Lambang Sila Ke-4
Bunyi
sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan.
Kepala
Banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti
halnya musyawarah, di mana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu
keputusan.
Arti
Lambang Sila Ke-5
Bunyi
sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Lambang padi dan kapas merupakan simbol pangan dan sandang yang menyiratkan makna bahwa syarat utama negara yang adil ialah yang bisa mencapai kemakmuran untuk rakyatnya secara merata.
KAPAN DITETAPKAN HARI PANCASILA
Berdasarkan Keppres Nomor 24 Tahun 2016, tanggal 1 Juni
merupakan salah satu hari penting dalam kalender bangsa Indonesia.
Pasalnya, di tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.
Pemilihan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila merujuk pada
momen sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI) dalam upaya merumuskan dasar
negara Republik Indonesia. Badan ini menggelar sidang pertamanya
pada tanggal 29 Mei 1945. Dalam sidang tersebut, anggota BPUPKI membahas
mengenai dasar-dasar Indonesia merdeka.
Dalam sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk “Lahirnya Pancasila” berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni 1945. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar