Rabu, 02 Oktober 2024

PEMBELAJARAN BERDASARKAN KEBERAGAMAN PESERTA DIDIK

 “MODUL 3 - PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS”

 

A.    Telaah Bersama dari Melihat Tayangan Video “Memahami Keberagaman dan Keunikan Murid”

Berdasarkan hasil tayangan pada video tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap murid memiliki karakter dan kompetensi yang berbeda-beda. Sebagai guru sebaiknya harus mengakomodasi perbedaan tersebut agar tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai harapan. Selainn itu dengan mengakomodasi perbedaan siswa, maka siswa akan merasakan pembelajaran yang bermakna dan bisa mencapi hasil yang maksimal dan permanen.

B.    Pemahaman Keberagaman Peserta Didik

Keberagaman peserta didik adalah perbedaan-perbedaan potensi, kebutuhan, karakter, dan keunikan yang dalam diri peserta didik. Setiap peserta didik memiliki perbedaan dalam segala hal. Oleh sebab seorang guru harus menerapkan keberagaman peserta didik dalam pembelajaran, karena dengan begitu guru akan mengakui dan menerima bahwa setiap peserta didik memiliki keunikan, potensi, dan kebutuhan yang berbeda.

Apa saja saja jenis-jenis keberagaman peserta didik?

Keberagaman peserta didik dapat dilihat dalam peta konsep berikut:





Berdasarkan peta konsep di atas dapat dijelaskan jenis-jenis keberagaman peserta didik sebagai berikut:

1.      Keberagaman Gaya Belajar dan Tipe Kecerdasan Peserta Didik

Ada 10 jenis-jenis keberagaman gaya belajar dan tipe kecerdasan pada peserta didik, berikut penjelasan dan contoh penerapannya:

a.  Verbal Linguistik

Peserta didik memiliki keunggulan dalam hal berbahasa baik lisan maupun tulis. Bentuk penerapannya dapat dilakukan dengan:

1)    Membuat kerja kelompok membuat rangkuman materi dari berbagai sumber.

2)    Memberikan pembelajaran dengan diskusi kelompok menyusun lembar presentasi.

 

b.  Auditori

Peserta didik lebih mudah memahami dengan cara mendengar pembicaraan. Penerapannya dapat dilakukan dengan:

1)    Kegiatan pemecahan masalah dengan wawancara kepada nara sumber.

2)    Kegiatan meringkas materi yang disampaikan guru.

c.  Naturalis

Peserta didik cenderung lebih peka kepada alam menyukai tanaman, hewan, dan system lingkungan. Penerapannya dapat dilakukan dengan:

1)    Kegiatan pemecahan masalah dengan media tanaman atau hewan.

2)    Membuat media pembelajaran bahasa Indonesis membuat puisi tentang bunga, atau membuat teks prosedur menanam tanaman tertentu.

d.  Kinestetik

Peserta didik cenderung lebih suka kegiatan aktifitas fisik. Penerapan pada tipe ini adalah:

1)    Menggunakan kegiatan praktik langsung untuk memahami materi.

2)    Menggunakan kegiatan permainan tepuk kartu pengetahuan.

e.  Interpersonal

Peserta didik memiliki kemampuan interaksi sosial yang baik. Penerapannya dapat dilakukan dengan:

1)    Menggunakan model think pair share.

2)    Membuat pembelajaran dengan bermain peran.

f.   Interpersonal

Peserta didik cenderung mahir dalam intropeksi diri dan mengenali emosi diri. Penerapannya dapat dilakukan dengan:

1)    Menggunakan pembelajaran proyek mandiri.

2)    Menggunakan pembelajaran memahami materi sesuai refleksi diri.

g.  Eksistensial

Peserta didik dengan kecerdasan mendalam tentang filsafat dan makna hidup. Penerapannya dapat dilakukan dengan:

1)    Menggunakan pembelajaran eksplorasi tentang asal usul sesuatu atau biografi tokoh tertentu.

2)    Menggunakan pembelajaran dengan membuat tujuan hidup dalam bentuk teks deskripsi.

h.  Logis Matematis

Peserta didik dengan kemampuan dalam penalaran dan logika. Penerapannya dapat dilakukan dengan:

1)    Menerapkan pembelajaran dengan model analisis terhadap sesuatu.

2)    Membuat pembelajaran diskusi memecahkan masalah dengan logika.

i.    Musikal

Peserta didik dengan kemampuan memahami sesuai dengan pola suara atau musik. Penerapannya dapat dilakukan dengan:

1)    Pembelajaran dengan menggunakan media video dan peta konsep bermusik.

2)    Pembelajaran dengan membuat isi materi dalam bentuk lagu atau syair.

j.    Visual Spasial

Peserta didik dengan kemampuan pemahaman terhadap gambar atau visual ruang. Penerapannya dapat dilakukan dengan:

1)    Membuat materi dalam peta konsep.

2)    Membuat materi dalam bentuk infografis.

2.      Keberagaman Kebutuhan Khusus Peserta Didik

Keberagaman kebutuhan khusus pada umumnya terbagi menjadi dua kelompok yaitu (a) keberagaman khusus permanen, dan (b) keberagaman khusus temporer.

a.  Keberagaman Khusus Permanen

Berdasarkan UU RI Nomor 8 Tahun 2016 Bab II keberagaman khusus (disabilitas) permanen dikategorikan menjadi 4 yaitu:

1)    Disabilitas Fisik

Disabilitas fisik merupakan kondisi peserta didik dengan keterbatasan mobilitas atau fungsi fisik (tubuh). Disabilitas fisik terdiri dari siswa dengan kondisi salah satu tubuhnya diamputasi, siswa lumpuh, cidera, distrofi otot, dll.

2)    Disabilitas Intelektual

Disabilitas intelektual merupakan kondisi peserta didik dengan keterbatasan intelektual (pemikiran). Contohnya adalah lambat belajar, down syndrome, tunagrahita.

3)    Disabilitas Mental

Disabilitas mental merupakan keterbatasan pada aspek mental (psikologis) yang tidak seimbang. Terbagi menjadi 2 yaitu faktor psikososial, dan faktor perkembangan. Faktor psikososial contohnya ADHD (gangguan pemusatan perhatian yang disertai hiperaktivitas), bipolar, skizofrenia, Obsessive-Compulsive Disorder, dan depresi. Faktor perkembangan contohnya autis, hiperaktif.

4)    Disabilitas Sensorik

Disabilitas sensorik merupakan keterbatasan pada salah satu atau lebih panca indra. Contohnya tunanetra, tunarungu, dll

 

Cerdas istimewa berbakat juga termasuk kebutuhan khusus pada kemampuan intelektual yang melebihi ukuran normal. Maka diperlukan bentuk pembelajaran yang lebih atas daripada peserta didik lainnya.

 

b.  Keberagaman Khusus Temporer

Peserta didik dengan keberagaman khusus temporer merupakan kondisi keterbatasan perkembangan yang disebabkan oleh faktor eksternal. Disabilitas ini memiliki jangka waktu tidak terlalu lama, atau tidak permanen. Contoh keberagaman khusus temporer adalah siswa yang mengalami perawatan medis (cedera, patah tulang, operasi, dll), frustasi akibat perundungan, stress akibat tekanan, mata iritasi, dan suka melamun.

C.   Akomodasi yang Layak dalam Pembelajaran

Setelah mempelajari jenis-jenis keberagaman peserta didik, lalu bagaimana guru memenuhi keberagaman peserta didik tersebut dalam pembelajaran?

Akomodasi yang layak terhadap keberagaman peserta didik merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap guru, agar hak-hak pembelajaran setiap anak terpenuhi dengan baik. Berikut adalah gambar peta konsep plan SMART akomodasi layanan keberagaman peserta didik:

 


Berdasarkan peta konsep plan SMART di atas, dapat dijelaskan Plan SMART adalah layanan pembelajaran yang memberikan pertimbangan yang matang untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal dengan memperhatikan keberagaman peserta didik. Secara akronim SMART adalah:

1)    Specific (Spesifik): Memahami materi dengan jelas sesuai keberagaman PD.

2)    Measurable (Terukur): Evaluasi yang terukur dengan jelas sesuai keberagaman PD.

3)    Achievable (Dapat Dicapai): Tujuan realistis dan dapat dicapai dengan keberagaman yang ada.

4)    Relevant (Relevan): Tujuan pembelajaran relevan dan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik.

5)    Time-bound (Terbatas Waktu): Ada tenggat waktu yang jelas untuk mencapai tujuan dengan menyesuaikan keberagaman peserta didik.

 

Plan SMART dapat dijadikan acuan rencana akomodasi pada pembelajaran berdiferensiasi. Secara sederhana dapat dijelaskan bentuk akomodasi yang memperhatikan keberagaman peserta didik.

1.     Mehamami perbedaan dengan melakukan diagnosa awal keberagaman peserta didik melalui (observasi, wawancara, dan lembar refleksi diri).

2.     Menentukan tujuan pembelajaran yang terukur disesuaikan dengan keberagaman PD.

3.     Memilih bentuk akomodasi:

a.    Akomodasi dalam penyampaian materi:

1)    Menggunakan metode pembelajaran yang beragam disesuaikan dengan keberagaman siswa.

2)    Menggunakan media pembelajaran yang beragam seperti audio, visual, audio visual, kontekstual.

3)    Menyediakan teks bacaan dengan font yang lebih besar atau warna kontras.

4)    Menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas sesuai perkembangan PD.

b.    Akomodasi dalam tugas dan penilaian:

1)    Memberikan pilihan format tugas yang berdivers (tulis, cetak, online, esai, presentasi, proyek).

2)    Memakai waktu pengerjaan tugas dengan mempertimbangkan keberagaman.

3)    Menyesuaikan tingkat kesulitan soal berdasarkan keberagaman kemampuan PD.

 

c.    Akomodasi dalam lingkungan belajar:

1)    Mengatur tempat duduk PD berdasarkan keberagaman PD yang bisa membuat nyaman dan mempermudah mobilitas.

2)    Memastikan aksesibilitas fisik.

3)    Menciptakan suasana kelas yang inklusif dan saling menghormati.

 

D.   Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui, menerima dan menghargai perbedaan setiap peserta didik. Prinsip pelaksanaan pendidikan inklusif terdiri dari:

1)    Hak untuk belajar, yaitu memberikan layanan pembelajaran dengan mengakui perbedaan setiap PD.

2)    Keberagaman sebagai kekuatan, yaitu pendidik menganilisis keberagaman PD dan menjadikannya sebagai potensi untuk dikembangkan.

3)    Keterbukaan dan akses, yaitu menerima dan memberikan akses kepada setiap individu untuk masuk mengikuti pembelajaran tanpa memandang perbedaan.

4)    Pendekatan Individual, yaitu melakukan strategi pendekatan pembelajaran yang didasarkan perbedaan dan keberagaman PD.

5)    Partisipasi dan Kolaborasi yaitu menerapkan kolaborasi antar PD, guru, dan orangtua untuk memberikan pembelajaran yang tepat.

6)    Penghapusan deskriminasi, yaitu menerapkan pembelajaran yang adil dan tidak ada deskriminasi.

7)    Pemahaman dan Keterlibatan Masyarakat, yaitu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang mengakui diferensiasi, tidak ada deskriminasi satu sama lain.

8)    Evaluasi dan Peningkatan Berkelanjutan, yaitu melaksanakan evaluasi dan kajian pendidikan inklusi yang dilaksanakan sehingga bisa diperbaiki kesalahan yang terjadi untuk kemajuan.

 

E.   Tantangan Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif yang mengecam adanya deskriminasi dalam pelaksanaannya banyak tantangan diantaranya:

1)     Aspek orangtua, kurangnya pemahaman orangtua dalam memahami pendidikan inklusif, sehingga terkadang menimbulkan deskriminasi dalam interaksi PD.

2)     Aspek Sekolah, yaitu kurangnya tenaga, dan kompetensi guru dalam menerapkan pembelajaran inklusif secara efektif.

3)     Aspek lingkungan, yaitu kurangnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan inklusif, sehingga tak jarang ditemui deskriminasi PD di lingkungan.

 

F.    Alternatif Pemecahan Masalah Pendidikan Inklusif

Adapun bentuk pemecahan masalah terkait pendidikan inklusif adalah:

1)     Kolaborasi, yaitu membiasakan kegiatan kolaborasi dengan teman sejawat, dengan siswa, dengan orangtua untuk memberikan pemahaman tentang pendidikan inklusif, sehingga dapat memberikan pendidikan secara adil tanpa ada deskriminasi.

2)     Peningkatan kompetensi guru, yaitu melaksanakan pengembangan diri guru melalui pendidikan lanjut, pelatihan peningkatan kompetensi, dan penelitian.

3)     Advokasi, yaitu memahami regulasi dan aturan pendidikan inklusif, sehingga ada kesadaran semua individu untuk menghormati perbedaan.

 

 

 

 

 

KESIMPULAN

 

Pendidikan inklusif sangat penting dipahami dan dilaksanakan dalam dunia pendidikan. Adapun yang perlu digaris bawahi adalah:

1.   Setiap individu memiliki keberagaman dan keunikan masing-masing dan perbedaan tersebut merupakan potensi yang diberikan TUHAN YME untuk menjadi keunggulan diri.

2.  Pendidikan inklusif dapat dilaksanakan dengan melakukan diagnosa awal keberagaman peserta didik dan menentukan tindakan yang sesuai agar tujuan pembelajaran dicapai oleh peserta didik dengan maksimal.

3.    Melibatkan 3 pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan lingkungan untuk bersama-sama menciptakan keadilan pembelajaran dan tidak melakukan deskriminasi terhadap perbedaan setiap individu belajar.

4.  Diperlukan kolaborasi untuk memecahkan masalah pendidikan inklusif dan jika perlu melibatkan tenaga ahli seperti psikolog untuk dapat memberikan pembelajaran yang berkeadilan bagi siswa.

4 komentar:

  1. Terima kasih atas ilmu, saya menjadi tahu langkah apa yang saya lakukan saat menjumpai siswa saya yang masuk dalam kebutuhan khusus atau temporer.

    BalasHapus
  2. materinya lengkap, saya sudah mempraktikkan pada siswa saya sesuai gaya belajar mereka, dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Terima kasih atas postingannya.

    BalasHapus
  3. Terima kasih, saya menjadi mengerti bahwa setiap tipe gaya dan kecerdasan siswa harus diberikan bentuk layanan pembelajaran yang sesuai, sehingga pembelajaran bisa berjalan efektif.

    BalasHapus
  4. Materinya bagus dan bisa membuat saya bertambah pengetahuan untuk memberikan layanan pembelajaran kepada siswa secara adil dan tepat. Terima kasih

    BalasHapus

IDE POKOK DAN KALIMAT UTAMA

  Bacalah setiap paragraf dengan cermat, lalu tentukan ide pokoknya.   Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi topik hangat dalam beberapa ...