Rabu, 28 Mei 2025

BAHASA INDONESIA BAB 8 - PIDATO

 

Apa Itu Pidato?

Pidato adalah kegiatan berbicara di depan banyak orang untuk menyampaikan sebuah ide, informasi, atau pesan. Pidato biasanya dilakukan dalam acara-acara tertentu, misalnya saat upacara bendera, perpisahan sekolah, atau lomba bercerita.

Tujuan utama berpidato itu ada dua, yaitu:

  1. Memberi informasi: Contohnya, Bapak/Ibu Guru menyampaikan informasi penting saat upacara.
  2. Mengajak atau membujuk: Contohnya, mengajak teman-teman untuk menjaga kebersihan sekolah.

Bagian-bagian Penting dalam Pidato

Agar pidato kita bagus dan mudah dimengerti, ada tiga bagian utama yang harus ada, yaitu:

1. Pembukaan

Ini adalah bagian awal pidato. Isinya adalah:

  • Salam pembuka: Sapa semua yang hadir. Contohnya, "Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," "Selamat pagi," atau "Salam sejahtera."
  • Sapaan hormat: Menyapa orang-orang penting yang ada di sana, seperti Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru, dan teman-teman. Contohnya, "Yang saya hormati Bapak/Ibu Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru yang saya sayangi, serta teman-teman seperjuangan yang saya banggakan."
  • Puji syukur: Mengucapkan terima kasih kepada Tuhan karena sudah diberi kesehatan dan kesempatan untuk berkumpul. Contohnya, "Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya kita semua dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat."

2. Isi Pidato

Ini adalah bagian paling penting, karena di sinilah kita menyampaikan pesan utama. Isinya adalah:

  • Pengenalan topik: Jelaskan secara singkat tentang apa pidato yang akan kamu sampaikan. Contohnya, "Pada kesempatan kali ini, saya akan berpidato tentang pentingnya menjaga kebersihan."
  • Poin-poin utama: Sampaikan ide-ide atau pesan yang ingin kamu berikan. Gunakan bahasa yang mudah dipahami, jangan terlalu sulit. Berikan juga contoh-contoh yang mudah dimengerti oleh teman-teman. Misalnya, kalau topiknya kebersihan, kamu bisa bilang: "Menjaga kebersihan itu seperti rajin membuang sampah pada tempatnya, tidak mencoret-coret dinding, dan selalu piket kelas."
  • Ajakan atau pesan moral: Di bagian ini, ajaklah pendengar untuk melakukan sesuatu atau menanamkan kebaikan. Contohnya, "Maka dari itu, mari kita sama-sama menjaga kebersihan lingkungan sekolah kita."

3. Penutup

Ini adalah bagian akhir pidato. Isinya adalah:

  • Kesimpulan: Ringkas kembali secara singkat inti dari pidato yang sudah kamu sampaikan.
  • Permohonan maaf: Ucapkan maaf jika ada salah kata atau ucapan yang kurang pas. Contohnya, "Mohon maaf jika ada salah kata atau ucapan yang kurang berkenan."
  • Salam penutup: Akhiri pidato dengan salam. Contohnya, "Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" atau "Terima kasih."

Tips Berpidato Agar Lebih Baik

Agar pidato kamu bagus dan menarik perhatian, coba perhatikan tips ini:

  • Latihan, latihan, latihan! Semakin sering berlatih, kamu akan semakin lancar dan percaya diri. Coba berlatih di depan cermin atau orang tua.
  • Suara yang Jelas: Bicaralah dengan suara yang lantang dan jelas, jangan terlalu pelan atau terlalu cepat.
  • Pandangan Mata: Lihatlah ke arah pendengar, jangan hanya menunduk atau melihat ke satu titik. Ini menunjukkan bahwa kamu percaya diri.
  • Gaya Bicara: Gunakan sedikit gerakan tangan atau ekspresi wajah agar pidato tidak kaku, tapi jangan berlebihan.
  • Pahami Materinya: Tidak perlu menghafal setiap kata, yang penting kamu mengerti dan menguasai apa yang akan kamu sampaikan.
  • Percaya Diri: Jangan takut salah! Semua orang pernah salah, yang penting kamu berani mencoba dan belajar.

Minggu, 25 Mei 2025

GOTONG ROYONG

 

Apa Itu Gotong Royong?

Gotong royong secara sederhana bisa diartikan sebagai bekerja sama untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan bersama, tanpa mengharapkan imbalan. Ini adalah kegiatan sukarela yang dilakukan secara kolektif oleh sekelompok masyarakat untuk kepentingan bersama, baik itu kepentingan pribadi salah satu anggota, maupun kepentingan umum desa atau komunitas.

Ciri-ciri utama gotong royong meliputi:

  • Kebersamaan dan Tolong-menolong: Semua anggota terlibat aktif membantu.
  • Sukarela: Dilakukan atas dasar kesadaran dan keikhlasan.
  • Timbal Balik: Ada kesadaran bahwa jika suatu saat kita butuh bantuan, orang lain juga akan membantu.
  • Untuk Kepentingan Bersama: Manfaat dari pekerjaan itu dirasakan oleh banyak orang.

Contoh Kegiatan Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-hari:

  • Membersihkan lingkungan desa/kampung.
  • Membangun atau memperbaiki fasilitas umum (jalan, jembatan, pos kamling, masjid, gereja).
  • Membantu tetangga yang sedang mengadakan hajatan (pernikahan, khitanan, syukuran).
  • Membantu membangun rumah atau memperbaiki rumah yang rusak.
  • Menjaga keamanan lingkungan (ronda malam).
  • Menyiapkan dan menyelenggarakan acara adat atau keagamaan.

Macam-macam Nama Gotong Royong di Berbagai Daerah di Indonesia

Semangat gotong royong ada di mana-mana di Indonesia, tapi setiap daerah punya nama dan caranya sendiri untuk melaksanakannya. Ini menunjukkan betapa kayanya budaya kita!

Berikut beberapa di antaranya:

  • 1. Manunggal Sakato (Sumatera Barat)

    • Seringkali berkaitan dengan kegiatan pertanian seperti mengolah sawah, menanam padi, atau panen. Juga digunakan untuk membangun fasilitas umum atau membantu pembangunan rumah.
  • 2. Subak (Bali)

    • Ini adalah sistem irigasi tradisional dan organisasi sosial-keagamaan yang unik untuk mengatur sistem pengairan sawah di Bali. Para petani bekerja sama mengelola air agar semua mendapatkan bagian yang adil. Subak bahkan diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia.
  • 3. Mapalus (Minahasa, Sulawesi Utara)

    • Bentuk kerja sama yang luas, bisa dalam kegiatan pertanian, membangun rumah, pesta adat, atau membantu keluarga yang sedang berduka. Ada sistem giliran atau jadwal kerja sama yang teratur.
  • 4. Nyemak (Nusa Tenggara Barat)

    • Mirip dengan gotong royong pada umumnya, mencakup kegiatan seperti membangun rumah, membantu hajatan, atau membersihkan lingkungan.
  • 5. Sambatan (Jawa)

    • Terutama di daerah pedesaan Jawa, sambatan seringkali merujuk pada kegiatan membangun atau memperbaiki rumah, membersihkan jalan, atau membantu pekerjaan berat lainnya. Ini adalah panggilan bantuan yang akan direspon oleh warga sekitar.
  • 6. Ngayah (Bali)

    • Lebih spesifik merujuk pada kerja bakti secara sukarela dalam persiapan atau pelaksanaan upacara adat dan keagamaan di Pura atau banjar.
  • 7. Marsiurupan (Batak Toba, Sumatera Utara)

    • Konsep tolong-menolong yang erat kaitannya dengan kekeluargaan dan persaudaraan. Meliputi berbagai kegiatan dari pertanian, pesta adat, hingga musibah.
  • 8. Alang Tulung (Aceh)

    • Secara harfiah berarti "saling tolong", merupakan tradisi gotong royong yang kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, baik untuk kegiatan sosial maupun membantu individu.
  • 9. Gemohing (Flores Timur, NTT)

    • Prinsip kebersamaan dan kekeluargaan yang diwujudkan dalam tolong-menolong, terutama dalam pekerjaan di kebun atau sawah.
  • 10. Gugur Gunung (Yogyakarta)

    • Istilah yang digunakan untuk gotong royong besar-besaran, biasanya untuk kepentingan umum seperti pembangunan jalan, jembatan, atau membersihkan lingkungan pasca bencana.
  • 11. Handaruan (Kalimantan Barat)

    • Bentuk gotong royong di masyarakat Dayak, terutama dalam aktivitas pertanian di ladang atau kebun.

OBJEK KHAS DAERAH DILIHAT DARI SISI BANGUNAN YANG MENJADI CIRI KHAS

 Setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing. Ada yang memiliki bangunan megah dan bersejarah. Berikut ini adalah beberapa bangunan yang menjadi objek khas daerah:

Anda bertanya tentang "bangunan tempat wisata khas di daerah Indonesia". Ini adalah kategori yang menarik karena menggabungkan arsitektur dengan fungsi pariwisata, seringkali memiliki nilai sejarah atau budaya yang tinggi.

Berikut adalah beberapa contoh bangunan tempat wisata khas di daerah Indonesia yang sering menjadi ikon dan daya tarik utama:

  1. Candi Borobudur (Magelang, Jawa Tengah)

    • Khasnya
      : Bangunan candi Buddha terbesar di dunia yang megah, terbuat dari jutaan balok batu andesit, dengan relief-relief yang menceritakan ajaran Buddha.
    • Fungsi Wisata: Merupakan situs warisan dunia UNESCO, tempat ziarah, dan destinasi wisata sejarah serta budaya yang sangat populer. Pengunjung dapat naik ke puncak candi untuk menikmati arsitektur dan pemandangan sekitarnya.
  2. Candi Prambanan (Sleman, Yogyakarta)

    • Khasnya
      : Kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, terkenal dengan arsitektur lancip dan tinggi, didedikasikan untuk Trimurti (Brahma, Wisnu, Siwa).
    • Fungsi Wisata: Situs warisan dunia UNESCO, menarik wisatawan dengan keindahan arsitekturnya yang anggun, pertunjukan sendratari Ramayana yang sering diadakan di pelataran, dan nilai sejarahnya.
  3. Monumen Nasional (Monas) (Jakarta)

    • Khasnya
      : Sebuah tugu setinggi 132 meter yang puncaknya dilapisi lidah api emas, melambangkan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
    • Fungsi Wisata: Ikon Kota Jakarta. Pengunjung bisa naik ke puncak Monas untuk melihat panorama kota dari ketinggian, serta mengunjungi museum sejarah di bagian bawah monumen.
  4. Jam Gadang (Bukittinggi, Sumatera Barat)

    • Khasnya
      : Menara jam besar bergaya arsitektur Minangkabau dengan atap gonjong (atap rumah gadang), hadiah dari Ratu Belanda pada masa kolonial.
    • Fungsi Wisata: Landmark Kota Bukittinggi yang sangat populer, menjadi pusat kota dan tempat berkumpul bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana kota dan berfoto.
  5. Gedung Sate (Bandung, Jawa Barat)

    • Khasnya: Bangunan bergaya Art Deco dengan ornamen tusuk sate di puncaknya, dulunya adalah kantor Departemen Pekerjaan Umum dan kini menjadi Kantor Gubernur Jawa Barat.
    • Fungsi Wisata: Meskipun utamanya adalah kantor pemerintahan, arsitekturnya yang unik dan bersejarah menjadikannya daya tarik wisata. Area depannya sering digunakan untuk kegiatan publik dan menjadi spot foto populer.
  6. Benteng Fort Rotterdam (Makassar, Sulawesi Selatan)

    • Khasnya
      : Benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo yang kemudian direbut Belanda. Arsitekturnya khas benteng Eropa dengan dinding batu kokoh.
    • Fungsi Wisata: Menjadi museum dan pusat kegiatan seni budaya. Wisatawan dapat menjelajahi bangunan-bangunan tua di dalamnya, belajar sejarah, dan menikmati suasana yang tenang.
  7. Lawang Sewu (Semarang, Jawa Tengah)

    • Khasnya
      : Bekas kantor pusat kereta api Hindia Belanda yang sangat besar dengan arsitektur klasik Eropa. Dinamakan "Lawang Sewu" (seribu pintu) karena banyaknya pintu dan lengkungan di dalamnya.
    • Fungsi Wisata: Objek wisata sejarah yang populer. Pengunjung bisa menelusuri lorong-lorong dan ruangan-ruangan megah, serta belajar tentang sejarah perkeretaapian di Indonesia.
  8. Pura Tanah Lot (Tabanan, Bali)

    • Khasnya
      : Pura Hindu yang dibangun di atas batu karang di tengah laut, menjadi sangat ikonik terutama saat air pasang dan matahari terbenam.
    • Fungsi Wisata: Salah satu ikon pariwisata Bali yang paling terkenal. Pengunjung datang untuk menyaksikan keindahan pura dengan latar belakang ombak dan matahari terbenam yang memukau.
  9. Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral (Jakarta)

    • Khasnya
      : Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar di Asia Tenggara, sementara Gereja Katedral adalah gereja Katolik dengan arsitektur neo-gotik yang megah. Keduanya unik karena dibangun berdampingan sebagai simbol toleransi beragama.
    • Fungsi Wisata: Keduanya terbuka untuk umum (dengan batasan tertentu saat ibadah), menjadi simbol persatuan dan kerukunan umat beragama di Indonesia, serta objek studi arsitektur religius.
  10. Garuda Wisnu Kencana (GWK) (Badung, Bali)

    • Khasnya
      : Patung raksasa Dewa Wisnu menunggangi Burung Garuda, salah satu patung tertinggi di dunia. Berada di sebuah taman budaya yang luas.
    • Fungsi Wisata: Destinasi wisata modern yang menawarkan pemandangan indah dari ketinggian, berbagai pertunjukan seni budaya, dan area pameran.

Rabu, 21 Mei 2025

IPAS BAB 8 - LINGKUNGAN DAN PERUBAHANNYA

 

Lingkungan dan Perubahan Lingkungan

1. Pengertian Lingkungan

Lingkungan adalah semua yang ada di sekitar makhluk hidup dan memengaruhi perkembangan kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan mencakup kondisi fisik seperti air, tanah, mineral, udara, energi surya, serta flora dan fauna. Secara sederhana, lingkungan adalah semua hal yang memengaruhi dan membentuk kehidupan di suatu tempat.

Dalam konteks yang lebih luas, lingkungan sering kali disamakan dengan "lingkungan hidup", yaitu kesatuan ruang antara makhluk hidup dan komponen abiotik lainnya yang saling berinteraksi membentuk sistem ekologi (ekosistem).

2. Jenis-jenis Lingkungan

Lingkungan dapat dibagi menjadi dua jenis utama:

  • Lingkungan fisik (abiotik): Meliputi semua faktor tidak hidup seperti tanah, air, udara, sinar matahari, suhu, kelembaban, dan topografi.
  • Lingkungan hayati (biotik): Meliputi semua makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme.

3. Fungsi Lingkungan bagi Makhluk Hidup

Lingkungan memiliki fungsi yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup makhluk di dalamnya, antara lain:

  • Penyedia kebutuhan dasar: Menyediakan makanan, air, udara, dan tempat tinggal.
  • Tempat berlangsungnya interaksi: Makhluk hidup saling berinteraksi satu sama lain dan dengan komponen fisik lingkungannya.
  • Sumber daya alam: Menyediakan berbagai sumber daya yang dibutuhkan manusia untuk kehidupan dan pembangunan.
  • Penyerap limbah: Lingkungan memiliki kemampuan untuk menyerap dan menguraikan limbah, meskipun ada batasnya.
  • Daya dukung lingkungan: Kemampuan lingkungan untuk mendukung kelangsungan hidup suatu jumlah individu dari satu spesies.

4. Pengertian Perubahan Lingkungan

Perubahan lingkungan adalah modifikasi atau gangguan pada ekosistem bumi, baik secara alami maupun akibat aktivitas manusia. Perubahan ini bisa mengarah pada perbaikan atau kerusakan lingkungan. Saat ini, mengembalikan lingkungan ke kondisi keseimbangan alamiahnya menjadi semakin sulit akibat perubahan yang drastis.

5. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Lingkungan

Perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh dua faktor utama:

a. Faktor Alam

Perubahan lingkungan yang terjadi secara alami sejak bumi terbentuk. Contohnya meliputi:

  • Bencana alam: Gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, badai, tsunami, dan kebakaran hutan akibat petir. Peristiwa ini dapat mengubah topografi, merusak habitat, dan mengganggu rantai makanan.
  • Perubahan iklim alami: Perubahan dalam suhu, pola angin, dan curah hujan yang disebabkan oleh faktor-faktor alami seperti perubahan matahari dan aktivitas vulkanik.
  • Siklus geologis: Proses alami bumi yang berlangsung dalam jangka waktu panjang.

b. Faktor Manusia

Kegiatan konsumsi dan berbagai aktivitas manusia memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan. Manusia seringkali mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap keseimbangan ekosistem. Contohnya meliputi:

  • Deforestasi (penebangan dan pembakaran hutan): Untuk pertanian, pemukiman, dan industri. Mengurangi penyerapan CO2 oleh tumbuhan dan mempercepat pemanasan global, serta menyebabkan erosi dan hilangnya habitat.
  • Eksploitasi sumber daya alam berlebihan: Penambangan, pengambilan minyak, gas, dan kayu secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada ekosistem.
  • Pencemaran lingkungan:
    • Pencemaran air: Pembuangan limbah industri dan rumah tangga ke sungai/laut, penggunaan pupuk kimia dan pestisida berlebihan, tumpahan minyak.
    • Pencemaran udara: Emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil (kendaraan bermotor, industri, pembangkit listrik), asap cerobong pabrik, CFC dari AC/kulkas, asap vulkanik.
    • Pencemaran tanah: Sampah yang tidak didaur ulang, limbah industri, penggunaan pestisida dan bahan kimia berlebihan, limbah B3.
    • Pencemaran suara: Suara mesin, alat, atau ledakan yang terlalu tinggi dan mengganggu.
  • Urbanisasi: Pembangunan perkotaan yang cepat dapat mengubah lahan alami menjadi wilayah perkotaan, mengganggu ekosistem asli dan mengakibatkan hilangnya habitat alami.
  • Praktik pertanian tidak berkelanjutan: Penggunaan pestisida berlebihan dan penggembalaan berlebihan dapat merusak tanah dan air.
  • Perburuan liar: Mengurangi populasi spesies tertentu dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

6. Dampak Perubahan Lingkungan terhadap Kehidupan

Perubahan lingkungan membawa konsekuensi serius bagi manusia dan seluruh makhluk hidup di bumi:

  • Pemanasan Global dan Perubahan Iklim: Peningkatan suhu rata-rata bumi akibat konsentrasi gas rumah kaca. Dampaknya meliputi:
    • Kenaikan permukaan air laut (pelelehan es kutub).
    • Perubahan pola cuaca ekstrem (kekeringan, banjir, badai dahsyat).
    • Gangguan siklus hidup makhluk hidup dan migrasi.
    • Peningkatan kasus penyakit terkait panas.
    • Penyebaran penyakit dan hama baru.
  • Kerusakan Habitat Alami dan Hilangnya Keanekaragaman Hayati: Deforestasi, urbanisasi, dan pencemaran menyebabkan hilangnya habitat, kepunahan spesies, dan pergeseran rentang geografis makhluk hidup.
  • Gangguan Rantai Makanan: Penurunan populasi produsen (tumbuhan) akibat deforestasi atau kekeringan dapat menyebabkan kelaparan bagi konsumen dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
  • Bencana Alam yang Meningkat: Frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir, kekeringan, badai, gempa bumi, dan tsunami dapat meningkat, merusak lingkungan, dan mengancam keselamatan manusia.
  • Penurunan Kualitas Hidup Manusia:
    • Masalah kesehatan: Gangguan pernapasan akibat polusi udara, penyakit kulit akibat pencemaran air, peningkatan penyakit menular (malaria, demam berdarah) akibat perubahan iklim.
    • Krisis pangan dan air: Kekeringan dan banjir dapat menyebabkan gagal panen dan kelangkaan air bersih.
    • Kerugian ekonomi: Kerusakan infrastruktur, hilangnya mata pencaharian, dan peningkatan biaya penanganan bencana.

7. Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Lingkungan

Untuk mengatasi tantangan perubahan lingkungan, diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi yang komprehensif:

a. Upaya Mitigasi (Mengurangi Penyebab)

Mitigasi bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak negatif lainnya terhadap lingkungan.

  • Beralih ke energi terbarukan: Menggunakan tenaga surya, angin, hidro, dan biomassa untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
  • Efisiensi energi: Mengurangi konsumsi energi di rumah, industri, dan transportasi melalui penggunaan peralatan hemat energi dan transportasi berkelanjutan.
  • Penghijauan dan konservasi hutan: Melindungi hutan yang ada dan melakukan reboisasi (penanaman kembali hutan) karena hutan berfungsi sebagai penyerap karbon alami.
  • Pertanian berkelanjutan: Praktik pertanian yang mengurangi emisi gas rumah kaca (misalnya manajemen limbah ternak, pengurangan penggunaan pupuk kimia) dan melestarikan tanah.
  • Pengelolaan limbah: Mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang limbah (3R: Reduce, Reuse, Recycle) untuk mengurangi tumpukan sampah dan pencemaran.
  • Pendidikan dan kesadaran iklim: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengadopsi gaya hidup berkelanjutan.
  • Dukungan pada teknologi ramah lingkungan: Investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi hijau seperti kendaraan listrik, panel surya, dan sistem pertanian berkelanjutan.

b. Upaya Adaptasi (Menyesuaikan Diri dengan Dampak)

Adaptasi bertujuan untuk menyesuaikan diri terhadap dampak perubahan lingkungan yang sudah terjadi atau yang akan datang.

  • Perencanaan tata kota berbasis iklim: Membangun infrastruktur yang tahan cuaca dan mempertimbangkan risiko bencana alam.
  • Praktik pertanian adaptif: Mengembangkan varietas tanaman yang tahan kekeringan atau banjir, serta sistem irigasi yang efisien.
  • Perlindungan terhadap bencana alam: Memperbaiki sistem peringatan dini, membangun tanggul, dan melakukan penanaman vegetasi pelindung (misalnya mangrove di pesisir).
  • Pengembangan infrastruktur tahan cuaca: Membangun bangunan dan jalan yang mampu menahan cuaca ekstrem.
  • Konservasi air: Mengelola sumber daya air secara bijaksana untuk mengatasi kelangkaan air.
  • Diversifikasi mata pencarian: Mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor yang rentan terhadap perubahan iklim.

Mitigasi dan adaptasi harus dilaksanakan secara bersama-sama untuk mencapai hasil yang optimal. Semakin dini dan efektif tindakan yang diambil, semakin besar peluang untuk mengurangi dampak negatif perubahan lingkungan dan memastikan keberlanjutan kehidupan di bumi.

Kamis, 08 Mei 2025

BAB 8 BAHASA INDONESIA KELAS 5 PERTEMUAN 1

 Pada BAB 8 - Bahasa Indonesia Kelas 5 terdiri dari:

* awalan ter-

* Kalimat Tanggapan dan Saran

* kata hubung

* kalimat saran atau tanggapan

* pantun (nasihat)

* menulis naskah pidato

* membaca pidato

1.  Awalan ter-

Awalan "ter-" adalah imbuhan yang diletakkan di awal kata dasar untuk membentuk kata kerja atau kata sifat. Awalan ini memiliki beberapa makna tergantung pada konteks penggunaannya.

Awalan ter- memiliki beberapa makna, yaitu:

a. Menunjukkan kemampuan atau potensi

Artinya: dapat dilakukan atau bisa terjadi.

  • Contoh:
    • Terbaca (bisa dibaca)
    • Terjangkau (bisa dijangkau)
    • Terlacak (bisa dilacak)

b. Menyatakan keadaan paling (superlatif)

Artinya: yang paling atau sangat.

  • Contoh:
    • Terindah (yang paling indah)
    • Tertinggi (yang paling tinggi)
    • Terkecil (yang paling kecil)

 

c. Menyatakan tidak sengaja (tak disengaja)

Artinya: dilakukan secara tidak sengaja atau otomatis.

  • Contoh:
    • Tertidur (tidur tanpa sengaja)
    • Terdengar (tanpa sengaja mendengar)
    • Terlupa (tanpa sengaja lupa)

 

d. Menyatakan sudah dalam keadaan tertentu

Artinya: sudah mengalami atau dalam kondisi tertentu.

  • Contoh:
    • Tertutup (sudah ditutup)
    • Terbuka (sudah dibuka)
    • Terkunci (sudah dikunci)

e. Menyatakan keadaan secara tiba-tiba

Artinya: mengalami kejadian secara tiba-tiba.

  • Contoh:
    • Tersungkur (tiba-tiba jatuh)
    • Terpeleset (tiba-tiba kepeleset)
    • Tertawa (tiba-tiba tertawa)
    • Terkejut (tiba-tiba kaget)
Catatan:
Tidak semua kata bisa diberi imbuhan ter-
Contoh kata benda, hampir semua kata benda tidak bisa diberi imbuhan ter. 

Contoh :
ter + meja = termeja (ini adalah kata yang salah)
ter + pensil = terpensil (ini adalah kata yang salah)


Kalimat Tanggapan dan Kalimat Saran

 

1. Pengertian Kalimat Tanggapan

Kalimat tanggapan adalah kalimat yang berisi pendapat atau respon terhadap sesuatu, seperti peristiwa, karya, pendapat orang lain, atau kejadian.

🧠 Tanggapan bisa berupa:

  • Setuju atau tidak setuju
  • Pujian atau kritik
  • Penilaian baik atau kurang baik

Contoh kalimat tanggapan:

  • “Menurut saya, ceritanya sangat menarik.”
  • “Saya kurang setuju karena idenya kurang jelas.”
  • “Lukisan itu sangat indah dan penuh warna.”

 

2. Pengertian Kalimat Saran

Kalimat saran adalah kalimat yang berisi anjuran, usulan, atau nasihat agar sesuatu bisa menjadi lebih baik.

🧠 Saran biasanya menggunakan kata:

  • sebaiknya, seharusnya, alangkah baiknya, cobalah, lebih baik

Contoh kalimat saran:

  • “Sebaiknya kamu belajar lebih giat.”
  • “Cobalah membaca naskah sebelum tampil di depan kelas.”
  • “Alangkah baiknya jika kita buang sampah pada tempatnya.”

Selasa, 06 Mei 2025

IPAS BAB 7 - WARISAN BUDAYA

 WARISAN BUDAYA INDONESIA


1. Pengertian Warisan Budaya

Warisan budaya adalah segala sesuatu yang diwariskan oleh leluhur kepada generasi sekarang dan harus dijaga agar tidak hilang.

2. Jenis Warisan Budaya

  • Benda berwujud (Tangible Heritage): Ini adalah warisan budaya yang dapat dilihat dan diraba, seperti:
    • Situs Cagar Budaya: Candi (Borobudur, Prambanan), keraton, bangunan bersejarah, situs arkeologi.
    • Benda Cagar Budaya: Arca, prasasti, alat musik tradisional (gamelan, angklung), senjata tradisional (keris), tekstil tradisional (batik, songket, tenun).
    • Karya Seni Rupa: Lukisan, patung.
    • Manuskrip Kuno: Kitab-kitab kuno.

  • Benda tak berwujud (Intangible Heritage): Ini adalah warisan budaya yang tidak berwujud fisik, tetapi merupakan tradisi, praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat, kelompok, dan bahkan individu. Contohnya meliputi:
    • Tradisi dan Ekspresi Lisan: Bahasa daerah, cerita rakyat, mitos, legenda, puisi, pantun.
    • Seni Pertunjukan: Tari tradisional (Saman, Kecak, Reog), musik tradisional, teater tradisional (wayang kulit, ludruk).
    • Adat Istiadat, Ritus, dan Perayaan: Upacara pernikahan, upacara kematian (Ngaben, Rambu Solo), festival adat, perayaan hari besar.
    • Pengetahuan dan Praktik tentang Alam dan Semesta: Pengetahuan pengobatan tradisional, sistem pertanian tradisional (Subak), pengetahuan tentang flora dan fauna.
    • Keterampilan dan Kerajinan Tradisional: Teknik pembuatan batik, tenun, kerajinan perak, pembuatan keris.

Mengapa Warisan Budaya Penting?

  • Identitas Nasional: Warisan budaya adalah fondasi identitas suatu bangsa. Ia mencerminkan sejarah, nilai-nilai, dan kearifan lokal yang membedakan suatu bangsa dari bangsa lain.
  • Sumber Pengetahuan dan Inspirasi: Warisan budaya menyimpan pengetahuan tentang masa lalu yang dapat menjadi pelajaran dan inspirasi untuk masa kini dan masa depan.
  • Pengembangan Ekonomi: Warisan budaya, terutama situs bersejarah dan seni tradisional, dapat menjadi daya tarik pariwisata yang penting bagi perekonomian daerah dan nasional.
  • Pemahaman dan Toleransi: Mengenal dan menghargai warisan budaya sendiri dan budaya lain dapat meningkatkan pemahaman antar kelompok masyarakat dan menumbuhkan toleransi.
  • Pelestarian Lingkungan: Beberapa aspek warisan budaya tak berwujud, seperti pengetahuan tradisional tentang alam, seringkali mengandung praktik-praktik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

3. Contoh Warisan Budaya Indonesia

  • Batik – dari Jawa
  • Tari Kecak – dari Bali
  • Angklung – dari Jawa Barat
  • Wayang Kulit – dari Jawa
  • Upacara Ngaben – dari Bali

Contoh-Contoh Warisan Budaya Indonesia yang Diakui Dunia oleh UNESCO:

Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia, baik yang berwujud maupun tak berwujud. Beberapa di antaranya adalah:

  • Warisan Budaya Benda:
    • Candi Borobudur
    • Candi Prambanan
    • Situs Manusia Purba Sangiran
    • Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana
    • Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto
  • Warisan Budaya Tak Benda:
    • Keris Indonesia
    • Wayang Kulit
    • Batik
    • Angklung
    • Tari Saman
    • Noken Papua
    • Tiga Genre Tari Tradisional Bali
    • Pinisi: Seni Pembuatan Perahu di Sulawesi Selatan
    • Pencak Silat
    • Pantun
    • Gamelan
    • Reog Ponorogo
    • Kebaya

4. Pentingnya Melestarikan Warisan Budaya

  • Agar tidak punah atau dilupakan
  • Menunjukkan identitas bangsa
  • Menjadi daya tarik wisata

5. Cara Melestarikan Warisan Budaya

  • Mempelajari dan mengenalkan budaya kepada teman
  • Mengikuti kegiatan seni dan budaya
  • Menghargai perbedaan budaya daerah lain
Mengapa keris, wayang, batik, dan angklung masuk warisan budaya tak benda?
Karena keris, wayang, batik, dan angklung bisa dibuat kembali dan bisa dilestarikan.

 

BAHASA INDONESIA BAB 8 - PIDATO

  Apa Itu Pidato? Pidato adalah kegiatan berbicara di depan banyak orang untuk menyampaikan sebuah ide, informasi, atau pesan. Pidato biasa...