Rabu, 06 Agustus 2025

MATERI BUNYI KELAS 5

 BUNYI

Jika sebelumnya mempelajari tentang pengertian bunyi dan sifat-sifatnya, kali ini akan mempelajari komponen bunyi.

Tinggi Rendah Bunyi

Secara sederhana, tinggi rendahnya bunyi disebut nada. Kita bisa membedakan nada tinggi (misalnya suara peluit) dan nada rendah (misalnya suara detak jantung) dalam kehidupan sehari-hari.

Ada dua faktor utama yang memengaruhi tinggi rendahnya bunyi, yaitu:

  1. Frekuensi

    • Pengertian: Frekuensi adalah jumlah getaran gelombang suara per detik. Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz).

    • Hubungan dengan nada:

      • Semakin cepat getarannya (frekuensi tinggi), maka bunyi yang dihasilkan akan semakin tinggi.

      • Sebaliknya, semakin lambat getarannya (frekuensi rendah), maka bunyi yang dihasilkan akan semakin rendah.

    • Contoh: Karet gelang yang direntangkan dan dipetik akan menghasilkan bunyi. Jika karet direntangkan lebih tegang, getarannya akan lebih cepat sehingga bunyinya lebih tinggi. Sebaliknya, jika karet direntangkan lebih kendur, getarannya lebih lambat sehingga bunyinya lebih rendah.

  2. Getaran

    • Pengertian: Getaran adalah gerakan bolak-balik yang teratur dari suatu benda.

    • Hubungan dengan nada:

      • Benda yang bergetar dengan cepat akan menghasilkan bunyi yang tinggi.

      • Benda yang bergetar dengan lambat akan menghasilkan bunyi yang rendah.

    • Contoh: Pukulan pada botol kaca yang berisi air dengan volume berbeda. Botol dengan sedikit air akan memiliki ruang udara yang lebih besar, sehingga getarannya lebih cepat dan menghasilkan bunyi yang lebih tinggi. Sebaliknya, botol yang terisi penuh air akan memiliki ruang udara yang lebih kecil, sehingga getarannya lebih lambat dan menghasilkan bunyi yang lebih rendah.

Intensitas Bunyi

Intensitas bunyi adalah ukuran seberapa kuat atau lemahnya suatu bunyi terdengar oleh telinga kita. Secara sederhana, ini adalah "kekuatan" dari bunyi itu sendiri. Kita bisa membandingkan suara bisikan yang sangat lemah dengan suara teriakan yang sangat kuat.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi intensitas bunyi:

  1. Jarak dari Sumber Bunyi

    • Ini adalah faktor yang paling mudah dipahami.

    • Semakin dekat kita dengan sumber bunyi, maka bunyi akan terdengar semakin kuat (intensitasnya tinggi).

    • Semakin jauh kita dari sumber bunyi, maka bunyi akan terdengar semakin lemah (intensitasnya rendah).

    • Contoh: Ketika temanmu memanggil dari dekat, suaranya terdengar jelas dan kuat. Namun, jika dia memanggil dari kejauhan, suaranya akan terdengar lebih pelan atau bahkan tidak terdengar sama sekali.

  2. Energi Getaran (Amplitudo)

    • Setiap bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar.

    • Amplitudo adalah seberapa besar getaran itu terjadi.

    • Semakin besar getaran suatu benda, maka energi yang dihasilkan juga semakin besar, dan bunyi yang terdengar akan semakin kuat.

    • Sebaliknya, semakin kecil getaran, maka energi yang dihasilkan juga kecil, dan bunyi yang terdengar akan semakin lemah.

    • Contoh:

      • Memukul gendang dengan keras akan menghasilkan getaran yang besar sehingga bunyinya sangat kuat.

      • Memukul gendang dengan pelan akan menghasilkan getaran yang kecil sehingga bunyinya lemah.

Satuan Pengukuran Intensitas Bunyi

Untuk mengukur seberapa kuat bunyi, digunakan satuan yang disebut desibel (disingkat dB). Semakin tinggi angka desibelnya, maka bunyi tersebut semakin kuat dan berbahaya bagi telinga.

  • 0 dB adalah batas terendah bunyi yang masih bisa didengar oleh telinga manusia.

  • Contoh tingkat desibel dalam kehidupan sehari-hari:

    • Bisikan: sekitar 20 dB

    • Percakapan normal: sekitar 60 dB

    • Suara lalu lintas ramai: sekitar 70-80 dB

    • Suara mesin motor: sekitar 90-100 dB

Materi pada buku paket



Perbedaan Intensitas Bunyi dan Tinggi Rendahnya Bunyi

Penting untuk membedakan kedua konsep ini:

  • Intensitas Bunyi berkaitan dengan kuat-lemahnya bunyi (keras atau pelan), yang dipengaruhi oleh amplitudo getaran dan jarak.

  • Tinggi Rendahnya Bunyi berkaitan dengan nada (tiram atau melengking), yang dipengaruhi oleh frekuensi getaran.




Senin, 04 Agustus 2025

MENDENGAR KARENA BUNYI

 MENDENGAR KARENA BUNYI

Pada materi ini kalian bisa memahami judulnya, yaitu mendengar karena bunyi.

Artinya kita bisa dikatakan mendengar karena adanya bunyi. Dari penjelasan tersebut maka pada bab ini kalian akan mempelajari:

1. Bunyi

2. Sistem Pendengaran Manusia

Yuk kita mulai dari bunyi!

BUNYI

a. Pengertian Bunyi

Apa yang dimaksud dengan bunyi?

Bunyi adalah sesuatu yang bisa kita dengar. Bunyi ada di mana-mana. Contohnya, suara ayam berkokok, suara mobil, atau suara manusia berbicara.

Bagaimanakah bunyi bisa dihasilkan?

Bunyi dihasilkan oleh benda-benda yang bergetar. Getaran adalah gerakan bolak-balik yang cepat. Kita bisa membuktikannya dengan meletakkan tangan kita di leher saat berbicara. Kita akan merasakan getaran dari pita suara kita.

Perhatikan video berikut!


Perhatikan senar gitar yang dipetik akan bergetar sehingga menghasilkan suara.

Konsep ini menunjukkan bahwa bunyi adalah suara dari benda yang bergetar.

Sumber bunyi adalah segala sesuatu yang menghasilkan bunyi atau suara. 

Contoh: 

1)  Gitar berbunyi saat senarnya dipetik.

2) Drum berbunyi saat dipukul.

3) Peluit yang berbunyi saat ditiup.


b. Sifat-Sifat Bunyi

Pada dasarnya bunyi juga memiliki beberapa sifat yang menjadi khasnya. Sifat-sifat bunyi adalah:

1) Bunyi merambat melalui zat (medium)

Bunyi membutuhkan medium untuk merambat, seperti udara, air, atau benda padat. Sesuai medianya, cepat lambatnya bunyi merambat ditentukan oleh wujud medianya, secara umum media bunyi melalui 3 wujud benda, yaitu padat, cair, dan udara.

  • Udara: sekitar 340 m/s
  • Air: lebih cepat dari udara
  • Benda padat: paling cepat

Catatan: ❌ Bunyi tidak bisa merambat di ruang hampa (tidak ada udara).

2) Bunyi merambat lurus



Contohnya: suara orang dari ujung lorong terdengar karena bunyi merambat lurus.

3)      Bunyi Bisa Dipantulkan

Ketika bunyi mengenai permukaan yang keras, seperti dinding, tebing, atau gua, bunyi itu akan dipantulkan kembali. Ada dua jenis pemantulan bunyi:

v  Gema: Bunyi pantulan yang terdengar jelas setelah bunyi asli. Gema sering terjadi di tempat yang luas dan jauh, seperti di tebing gunung.

v  Gaung: Bunyi pantulan yang terdengar tidak jelas dan bercampur dengan bunyi asli. Gaung biasanya terjadi di ruangan yang sempit, seperti di kamar mandi.

Pemanfaatan sifat bunyi bisa dipantulkan bisa dipakai pada sonar kapal selam yang digunakan untuk mengukur kedalaman laut.

4) Bunyi bisa diserap

Bunyi bisa diserap oleh benda-benda yang permukaannya lembut, seperti karpet, busa, gabus, atau wol. Benda-benda yang bisa menyerap bunyi sering disebut sebagai peredam bunyi. Penggunaan peredam bunyi biasanya dipakai pada studi musik, di mana dindingnya dilapisi oleh busa kemudian ditutup dengan karpet supaya suara alat musik tidak keluar dan tidak mengganggu orang lain. Contoh lain yaitu penggunaan karpet mobil di bawah dan atas plafon mobil tujuannya agar suara mesin dan roda berputar bisa diredam dan tidak masuk ke dalam kabin mobil.

5) Bunyi bergerak ke segala arah

Bunyi bergerak ke segala arah artinya saat sebuah benda mengeluarkan bunyi, getaran bunyinya menyebar ke semua arah — depan, belakang, samping, atas, dan bawah.

Contoh: bel sekolah yang dibunyikan akan terdengar di segala tempat seperti kantin, lorong, dan kelas.


c. Jenis-Jenis Bunyi

Jenis Bunyi Berdasarkan Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah getaran setiap detik. Berdasarkan ini, bunyi dibagi menjadi 3 jenis:

1) ðŸ”Š Bunyi Infrasonik (frekuensi < 20 Hz)

  • Penjelasan: Bunyi yang sangat rendah, tidak bisa didengar manusia.
  • Contoh:
    • Getaran gempa bumi
    • Suara gajah laut atau paus

Hewan yang dapat mendengar bunyi infrasonik adalah anjing, gajah, kuda nil merpati dan ngengat.

2) ðŸ”‰ Bunyi Audiosonik (frekuensi 20–20.000 Hz)

  • Penjelasan: Bunyi yang bisa didengar oleh telinga manusia.
  • Contoh:
    • Suara manusia
    • Musik
    • Suara kendaraan
3) ðŸ”ˆ Bunyi Ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)

  • Penjelasan: Bunyi yang sangat tinggi, tidak bisa didengar manusia, tapi bisa didengar oleh beberapa hewan.
  • Contoh:
    • Suara kelelawar
    • Alat USG di rumah sakit
    • Peluit anjing (dog whistle)

Hewan yang dapat mendengarkan bunyi ultrasonik adalah anjing, lumba-lumba, kelelawar, tikus, kucing dan katak.




Minggu, 03 Agustus 2025

SIKAP TELADAN PARA TOKOH DAN PAHLAWAN PERUMUS DASAR NEGARA INDONESIA

SIKAP TELADAN PARA TOKOH DAN PAHLAWAN PERUMUS DASAR NEGARA INDONESIA

Halo anak-anak hebat! Hari ini kita akan belajar tentang para pahlawan hebat yang merumuskan dasar negara kita, Pancasila. Mereka bukan hanya pandai berpidato, tetapi juga memiliki sikap yang patut kita contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Siapa saja mereka? Mari kita kenal lebih dekat!

1. Tokoh-tokoh Perumus Pancasila

Ada banyak tokoh hebat yang terlibat dalam perumusan Pancasila. Tiga di antaranya yang paling sering kita dengar adalah:

  • Ir. Soekarno: Presiden pertama kita.

  • Mohammad Yamin: Seorang ahli hukum dan sastrawan.

  • Mr. Soepomo: Seorang ahli hukum yang cerdas.

Mereka bertiga menyampaikan usulan tentang dasar negara dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

2. Sikap yang Bisa Kita Contoh dari Tokoh Sejarah BPUPKI dan PPKI

Para tokoh perumus Pancasila, BPUPKI, dan PPKI memiliki sikap yang luar biasa. Sikap-sikap ini sangat penting untuk menciptakan persatuan dan kemajuan bangsa.

Berikut adalah sikap-sikap teladan yang bisa kita tiru:


  • Sikap Mengutamakan Musyawarah dan Mufakat

    • Apa itu? Musyawarah adalah berdiskusi bersama untuk mencapai keputusan terbaik. Mufakat adalah kesepakatan yang dicapai dari musyawarah.

    • Contoh dari Tokoh: Para tokoh BPUPKI dan PPKI, seperti Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta, seringkali berdiskusi dengan tenang dan saling mendengarkan usulan. Mereka rela mengubah ide awal mereka demi mencapai kesepakatan bersama yang terbaik untuk seluruh bangsa Indonesia.

    • Penerapan di Sekolah: Saat ingin menentukan ketua kelas atau jadwal piket, kita harus bermusyawarah dan menerima hasil mufakat, meskipun usulan kita tidak terpilih.

  • Sikap Menghargai Perbedaan Pendapat

    • Apa itu? Menghargai perbedaan pendapat artinya kita tidak memaksakan kehendak kita sendiri kepada orang lain.

    • Contoh dari Tokoh: Dalam sidang-sidang BPUPKI, ada banyak perbedaan pendapat tentang dasar negara. Namun, para tokoh tidak marah atau bertengkar. Mereka mendengarkan dengan sabar dan mencari jalan tengah terbaik.

    • Penerapan di Sekolah: Saat berdiskusi kelompok, temanmu mungkin memiliki ide yang berbeda. Kita harus mendengarkan dan menghargainya, bukan langsung menyanggah dengan keras.

  • Sikap Rela Berkorban untuk Kepentingan Bangsa

    • Apa itu? Rela berkorban artinya mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar.

    • Contoh dari Tokoh: Para tokoh Islam yang awalnya mengusulkan 'Syariat Islam' dalam Piagam Jakarta, akhirnya rela berkorban dan menghapusnya demi persatuan bangsa. Mereka sadar, tanpa kesepakatan itu, Indonesia akan terpecah.

    • Penerapan di Sekolah: Kamu mungkin ingin bermain, tetapi harus mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temanmu. Kamu harus rela mengorbankan waktu bermainmu demi tugas kelompok.

  • Sikap Semangat Persatuan dan Kesatuan

    • Apa itu? Sikap yang selalu ingin menjaga agar bangsa kita tetap bersatu.

    • Contoh dari Tokoh: Setelah Indonesia merdeka, Mr. Soepomo dan tokoh lain dari PPKI bekerja keras untuk menyusun undang-undang dasar. Mereka bekerja sama dengan satu tujuan: menjadikan Indonesia negara yang kuat dan bersatu.

    • Penerapan di Sekolah: Bermain bersama tanpa membeda-bedakan teman berdasarkan suku, agama, atau warna kulit.

PENJABARAN CONTOH-CONTOH SIKAP TELADAN TOKOH PEJUANG

Halo, teman-teman! Kalian pasti tahu kalau bangsa Indonesia punya beragam suku, bahasa, dan agama. Agar kita bisa hidup rukun, kita harus punya sikap-sikap yang baik. Sikap-sikap ini juga dicontohkan oleh para pahlawan kita saat merumuskan Pancasila.

Mari kita pelajari contohnya, yuk!

1. Menghormati Pendapat Orang Lain

Apa itu menghormati pendapat? Artinya, kita mau mendengarkan dan menghargai apa yang orang lain katakan, meskipun pendapat itu berbeda dengan kita. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita sendiri.

Contohnya:

  • Saat di sekolah: Waktu temanmu di kelompok punya ide yang berbeda untuk membuat mading, kamu tidak langsung bilang "idemu jelek!". Kamu mendengarkan dulu alasannya, lalu barulah kalian berdiskusi untuk mencari ide yang paling bagus.

  • Saat di rumah: Ketika ayah dan ibu berdiskusi untuk memilih tempat liburan, kamu mendengarkan alasan mereka dengan sabar. Kamu boleh memberikan pendapat, tapi tidak boleh marah kalau pilihanmu tidak terpilih.

2. Rela Berkorban

Apa itu rela berkorban? Artinya, kita ikhlas mengorbankan waktu, tenaga, atau kepentingan kita sendiri demi kepentingan yang lebih besar.

Contohnya:

  • Saat di sekolah: Kamu rela mengorbankan waktu bermainmu di jam istirahat untuk membantu temanmu yang kesulitan mengerjakan tugas.

  • Saat di rumah: Kamu rela membantu ibu membersihkan rumah di hari libur, meskipun kamu sebenarnya ingin menonton film kartun. Kamu tahu, kebahagiaan keluarga lebih penting.

3. Menjaga Persatuan dan Kesatuan

Apa itu menjaga persatuan? Artinya, kita selalu berusaha agar tidak ada perpecahan atau pertengkaran. Kita harus hidup rukun dengan semua orang, tanpa memandang perbedaan.

Contohnya:

  • Saat di sekolah: Bermain bersama dengan semua teman di kelas, tidak membeda-bedakan teman yang berbeda suku, agama, atau warna kulit.

  • Saat di lingkungan rumah: Kamu ikut kerja bakti membersihkan selokan bersama tetangga, meskipun kamu baru kenal dengan mereka.

4. Musyawarah

Apa itu musyawarah? Artinya, kita berkumpul bersama untuk berdiskusi, bertukar pendapat, dan mencari kata mufakat (kesepakatan) untuk menyelesaikan suatu masalah.

Contohnya:

  • Saat di sekolah: Ketika memilih ketua kelas, semua murid memberikan usulannya masing-masing. Setelah semua didengarkan, kalian berdiskusi untuk memilih yang terbaik. Semua anggota kelas menerima hasil keputusan dengan lapang dada.

  • Saat di rumah: Saat keluarga ingin membeli sepeda baru, ayah, ibu, dan kamu duduk bersama untuk membicarakan merek dan warna yang paling cocok.

Kesimpulan

Para pahlawan kita tidak hanya mewariskan Pancasila sebagai dasar negara, tetapi juga mewariskan sikap-sikap luhur yang bisa kita tiru. Dengan menerapkan sikap musyawarah, menghargai perbedaan, rela berkorban, dan menjaga persatuan, kita juga ikut menjaga Pancasila dan meneruskan cita-cita mereka.

MATERI BUNYI KELAS 5

  BUNYI Jika sebelumnya mempelajari tentang pengertian bunyi dan sifat-sifatnya, kali ini akan mempelajari komponen bunyi. Tinggi Rendah Bun...